Sabtu, 19 Mei 2018

MAKALAH TOKOH BIDAN WIRAUSAHAWAN


                                                                              BAB I
                                                                   PENDAHULUAN      
A.    Latar Belakang
     Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai  pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai kemampuan personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan  pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur. Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang kewirausahaan atau interprenuership dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan sangat membantu dalam pengembangan pembangunan yang mana pada masa sekarang ini. Bidan yang berwirausaha dengan cara membuka praktek mandiri dirumahnya, seharusnya berusaha untuk mendongkrak inovasi yang baru terhadap manajemen usaha. Dimulai dari modal yang ia punya, alat-alat kesehatan, susunan ruangan, manajemen keuangan, dan lain-lain. Agar laba yang diharapkan dapat terwujud tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan.





















BAB II
TINJAUAN TEORI
A.      Tokoh bidan yang melakukan wirausaha
1.         Yesie Aprillia
Yesie Aprillia adalah seorang bidan, dosen, dan pelatih gentle birth
di Indonesia. Ia memiliki sebuah klinik yaitu Klinik Bidan Kita, yang
melayani proses melahirkan menggunakan prinsip perawatan ibu dan bayi serta gentle birth. Ia juga merupakan pendiri Keluarga Gentle Birth—sebuah komunitas untuk mendukung dan memberdayakan wanita.
Selain menjadi dosen paruh waktu, Yesie juga dosen tamu di beberapa universitas di Indonesia. Selain menjadi dosen, Yesie juga seorang bidan.
Sebagai seorang bidan, yang melayani ibu hamil dan persalinan, Yesie mempunyai program gentle birth balance yaitu sebuah kelas yang dirancang untuk membantu memberdayakan dan mempersiapkan ibu dan ayah menjelang persalinan. Yesie juga seorang doula yang bersertifikat DONA International dan Loving Mothers.
Cita-cita Yesie adalah agar lebih banyak ibu, bayi, dan keluarga yang memiliki pengalaman positif saat melahirkan dan dilahirkan. Untuk mencapainya, Yesie yang hobi menulis ini memiliki situs web yaitu www.bidankita.com. Dengan artikelartikel yang ditulisnya, gentle birth dikenal di masyarakat Indonesia. Terbukti dengan lebih dari 5.000 pengunjung di situsnya setiap hari.
Sebelum menulis buku ini, Yesie sudah menulis enam buku, yaitu Hipnostetri, Siapa Bilang melahirkan itu Sakit, Gentle Birth, The Art of Waterbirth, Gentle Birth Balance, dan Catatan Ayah Pintar. Selain menulis, Yesie juga menggemari seni menggambar dan membuat Coloring Book (Gentle Birth Meditation).
Yesie juga seorang trainer, facilitator, dan coaching di bidang hypnobirthing dan gentle birth untuk semua sejak 2007. Ia sudah melatih lebih dari 2.000 bidan dan dokter. Yesie juga salah seorang yang memperkenalkan gentle birth di Indonesia. Melalui beberapa media sosial yang dibuatnya, seperti Gentle Birth untuk Semua dan Keluarga Gentle Birth, Yesie membantu masyarakat untuk lebih memahami pentingnya persalinan yang nyaman dengan sedikit trauma untuk ibu, bayi, dan keluarga.
Selain itu, Yesie juga seorang yogini dan gentle prenatal yoga trainer yang telah melatih banyak bidan dan dokter di Indonesia. Kecakapan lain yang dimiliki Yesie yaitu sebagai fertility massage practitioner, sound healing practitioner, dan homeopath practitioner.
2.      Wiwik Mutmainah, Bidan Teladan Pertama di Indonesia
Sejak kecil, Wiwik Mutmainah sudah bercita-cita ingin menjadi bidan. Pesona pada ahli  persalinan itu muncul saat seorang bidan membantu persalinan ibunya. Karena itu, bidan teladan yang lahir di Bandung, 2 April 1944 dan telah menggeluti dunia persalinan sejak 1965 ini sudah nekad ingin jadi bidan di usianya yang masih belia. "Saking inginnya, ketika saya berusia 15 tahun, saya sudah mendaftarkan diri jadi bidan, sayangnya saya ditolak," kata Wiwik dalam workshop 4 bidan luar biasa di @amerika, Sabtu (4/5/2013).
 Penolakan itu ternyata tidak membuat Wiwik menyerah. Tahun 1965, setelah diterima di sekolah  bidan, Wiwik untuk pertama kalinya ditempatkan untuk jadi bidan di Lampung. "Hanya dua tahun di Lampung, tahun 1967 saya dipindahtugaskan ke jakarta, tepatnya Puskesmas Kemayoran. Saat itu, saya sudah menjadi bidan teladan pertama di Indonesia," katanya. Kasus per kasus diikutinya dengan cermat. "Sampai suatu saat, saya melihat seorang bidan yang melakukan operasi persalinan. Ketika itu, bidan yang membantu sepertinya tidak tahu mengenai  prosedur persalinan yang benar," jelasnya. "Saya lihat, bidan itu memasukkan tangannya ke organ intim calon ibu tanpa ia tahu kondisi  pasien yang sedang kontraksi. Padahal, hal itu harus dilakukan hati-hati untuk mencegah  pendarahan.
Ketika itu, ibu mengalami pendarahan hebat dan akhirnya meninggal di meja operasi," tuturnya. Sejak saat itu, Wiwik mulai berpikir apakah ada yang salah dalam pemberian materi di sekolah kebidanan dan bagaimana cara ia menyampaikan hal yang benar bagi bidan lainnya. "Saya akui kalau alat (phantom) yang biasa digunakan untuk model wanita yang akan melahirkan kurang baik. Masa alatnya terlihat seperti sudah kontraksi, padahal kan ibu yang mau melahirkan tidak langsung terbuka 'vagina'nya,"ujarnya.
Ciptakan alat phantom akhirnya, Wiwik memutuskan untuk mencari sebuah alat yang mirip dengan panggul wanita,  plasenta ang disebut phantom. "Sulit mencarinya, setiap saya pelatihan di daerah tidak pernah ketemu. Sampai saya menemukannya di Jakarta. Tapi orang yang mau membuatkan alat peraga tersebut bilang,  biayanya hingga ratusan juta,"ungkapnya.
Sejak itu saya berpikir untuk membuat sendiri. Awalnya juga tidak mudah, karena apa pun lem yang saya gunakan, lepas. Tapi setelah coba-coba saya berpikir untuk menjahitnya. "Jadilah alat yang bagus sehingga mahasiswi bisa dengan mudah melihat perbedaan alat yang dahulu digunakan dengan yang saya buat," katanya. Saking bagusnya, alat itu kini sudah diperjualbelikan di dalam dan luar negeri. Di Indonesia, alat tersebut pasti ada di sekolah kebidanan. Wiwik kini tidak lagi praktik sebagai bidan, tapi telah mendedikasikan dirinya sebagai master trainer pada Jaringan Nasional Pelatihan Kesehatan (JNPK). Selain aktif mengajar dan membantu penelitian di Universitas Indonesia, Wiwik juga diangkat sebagai pelatih nasional untuk Kementerian Kesehatan.
B.     Tokoh yang bukan bidan yang melakukan wirausaha
1.      Bob Sadino
Memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino, lebih dikenal dengan panggilan bob sadino. Beliau lahir di Lampung, pada tanggal 9 Maret 1933. Beliau merupakan seorang pengusaha yang sukses asal Indonesia yang memiliki bisnis pada bidang pangan dan juga peternakan. Ia merupakan pemilik dari jaringan usaha yaitu Kemchick dan Kemfood. Beliau merupakan salah satu pengusaha yang nyentrik, dan memiliki sebuah ciri khas dalam berpakaian yaitu ia sangat sering terlihat memakai sebuah kemeja lengan pendek dan digabungkan dengan celana pendek dalam setiap kegiatan beliau, baik saat dirumah maupun saat ditemui diluar rumah.
Bob Sadino terlahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Beliau merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. Disaat orang tuanya meninggal, Bob yang saat itu masih berumur 19 tahun, telah mewarisi seluruh harta kekayaan dari keluarganya harta itu diberikan kepadanya di karenakan para saudara kandungnya sudah di anggap hidup mapan. Bob lalu menghabiskan sebagian dari hartanya untuk berkeliling dunia. Di dalam perjalanannya tersebut, ia juga mengunjungi Belanda dan kemudian menetap disana sekitar 9 tahun lamanya. Di belanda, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam, Belanda serta di Hamburg, Jerman. Di Belanda Bob kemudian bertemu Soelami Soejoed yang kemudian menjadi pasangan hidupnya.
Tahun 1967, Beliau dan juga keluarganya kembali ke Indonesia. Ia juga membawa 2 Mercedes buatan tahun 1960an miliknya. Lalu salah satunya dijual olehnya untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta. Pekerjaan pertama yang dilakukannya setelah keluar dari perusahaan tempat ia bekerja ialah menyewakan mobil Mercedes yang masih ia miliki, dan pada saat itu ia sendiri yang sekaligus menjadi sopirnya. Akan tetapi, suatu ketika ia mengalami kecelakaan dan mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak memiliki uang untuk dapat memperbaikinya, Ia pun beralih pekerjaan menjadi seorang tukang batu. Pada saat itu gajinya hanya Rp.100. Beliau pun pada saat itu sempat mengalami depresi akibat dari tekanan hidup yang ia alami.
Suatu ketika, temannya menyarankannya untuk memelihara ayam agar dapat melawan depresi yang telah dialaminya. Kemudian bob tertarik dan disaat beternak ayam, ia mendapatkan inspirasi untuk berwirausaha. Ia memperhatikan kehidupan dari binatang ternaknya tersebut. Beliau seperti mendapat sebuah ilham bahwa ayam saja bisa berjuang agar bias hidup, tentu manusia pun juga akan bisa.
Sebagai seorang peternak ayam, setiap hari bob serta istrinya, menjual beberapa kilogram telor dari hasil peternakannya. Dalam kurun waktu satu setengah tahun, Beliau dan juga istrinya telah memiliki lumayan banyak yang berlangganan telur hasil ternak mereka, para pelanggannya terutama dari orang asing, karena saat itu mereka sangat fasih berbahasa Inggris. Perlu diketahui Bob dan juga istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta. di mana saat itu terdapat banyak orang asing yang menetap disana.
Tidak jarang beliau dan istri dimaki oleh pelanggan, mereka tidak marah, akan tetapi mereka bergkaca pada diri sendiri dan mencoba memperbaiki pelayanan. Selanjutnya perubahan drastis terjadi pada dirinya, awal mula dari pribadi yang feodal menjadi seorang pelayan. Kemudian lama kelamaan Beliau menjadi seorang pemilik tunggal sebuah pasar swalayan (super market ) “Kem Chicks”. Beliau juga dikenal dengan tampilan sederhananya yaitu menggunakan kemeja lengan pendek  serta celana pendek.
Bisnis supermarket beliau kemudian berkembang pesat dan merambah ke agribisnis, terutama holtikutura, mengelola kebun sayur-mayur untuk keperluan konsumsi orang asing di Indonesia. Oleh karenanya ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah di Indonesia.Beliau percaya bahwa setiap menuju langkah sukses selalu diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Untuk menjadi wirausaha, perjalanan tidak akan semulus yang dikira atau dipilkirkan. Beliau serta istrinya banyak mengalami cobaan ketika melakukan usaha. Bagi beliau uang bukan yang menjadi nomor satu. yang terpenting ialah kemauan, berani mencari, komitmen serta menangkap peluang.
Pada saat melakukan sesuatu pikiran seseorang untuk berkembang, rencana tidaklah harus selalu baku dan juga kaku, yang ada pada diri seseorang merupakan suatu pengembangan dari apa yang sudah ia lakukan. Kelemahan banyak orang ialah karena terlalu banyak mikir dalam membuat sebuah rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Menurut beliau “Yang terpenting adalah sebuah tindakan”.
Keberhasilan beliau sendiri tidak terlepas dari ketidaktahuan dirinya sehingga beliau langsung terjun ke lapangan. Setelah merasakan jatuh bangun, Bob trampil serta menguasai bidangnya. Dalam proses keberhasilannya, Beliau berbeda dengan kelaziman pada umumnya, yang umumnya dimulai dari ilmu, lalu praktik, lalu menjadi trampil dan menjadi seorang yang profesional. Menurut Bob, biasanya orang – orang akan memulai sesuatu dari ilmu yang dimiliki, kemudian berpikir dan lalu bertindak yang serba canggih serta arogan, karena orang tersebut merasa memiliki ilmu melebihi orang lain. Sedangkan beliau, selalu lembut terhadap para pelanggan serta mau mendengarkan keluhan dan juga pelanggan. Dengan sikap beliau yang seperti itu, beliau telah banyak mendapatkan simpati dari pelanggan sarta mampu menciptakan pasar. Menurut beliau, kepuasan para pelanggan akan menimbulkan kepuasan terhadap diri sendiri. Oleh karenanya beliau selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti halnya sebuah keluarga. Oleh karenanya semua anggota keluarga Kem Chicks, itu harus saling menghargai satu sama lainnya serta tidak ada yang utama, karena semuanya memiliki fungsi serta kekuatan.
2.      Andris Wijay
Andris Wijaya, Contoh Sukses Inovasi Dalam Wirausaha Menemukan ide lalu menjadikannya sebagai peluang usaha dan akhirnya sukses menciptakan sumber penghasilan baru buat penemunya memang sebuah cerita yang tak akan habis dibahas. Selalu saja ada jalan bagi orang yang berjiwa pengusaha, mereka memikirkan inovasi-inovasi baru yang bisa diciptakan dengan memanfaatkan produk yang telah ada, produk yang telah ada dikemas dalam bentuk dan sajian yang berbeda maka akan muncul produk baru yang berbeda dari produk awalnya.
Sebut saja Andris Wijaya sebagai contohnya. Andris adalah seorang pengusaha muda asal Garut yang sukses lewat usaha nasi liwet instan hasil kreasinya. Sebuah usaha yang lahir dari hasil inovasinya dalam memanfaatkan beras Garut. Bagi Andris, beras sudah bukan barang aneh lagi dalam kehidupan sehari-harinya, karena sang ayah merupakan seorang pengusaha beras kenamaan di kota dodol tersebut. Andris Wijaya, Contoh Sukses Inovasi Dalam Wirausaha.
Ditahun 1996, sang ayah yang merupakan seorang pengusaha beras Garut yang cukup sukses meninggal dunia. Hal ini membuat bisnis keluarga semakin menurun dan terancam berhenti beroperasi. Ditahun 2003, Bersama dengan kakaknya, Andris yang saat itu telah bekerja di Jakarta pun pulang kampung untuk mencoba menghidupkan kembali usaha peninggalan sang ayah. Pria yang bergelar D3 fakultas teknik energi dari Politeknik ITB (sekarang Politeknik Bandung) langsung merasakan kerasnya perjalanan menjadi pengusaha, apalagi tanpa bekal pengalaman sebelumnya. Ia dan sang kakak yang tidak begitu memahami tentang seluk beluk bisnis beras mengalami jatuh bangun hingga terlilit utang sebesar 200 juta rupiah. Utang dengan angka sebesar itu berimbas pada penjualan perusahaan penggilingan beras yang mana menjadi salah satu harta keluarga yang paling berharga.
Menemukan ide lalu menjadikannya sebagai peluang usaha dan akhirnya sukses menciptakan sumber penghasilan baru buat penemunya memang sebuah cerita yang tak akan habis dibahas. Selalu saja ada jalan bagi orang yang berjiwa pengusaha, mereka memikirkan inovasi-inovasi baru yang bisa diciptakan dengan memanfaatkan produk yang telah ada, produk yang telah ada dikemas dalam bentuk dan sajian yang berbeda maka akan muncul produk baru yang berbeda dari produk awalnya.
Sebut saja Andris Wijaya sebagai contohnya. Andris adalah seorang pengusaha muda asal Garut yang sukses lewat usaha nasi liwet instan hasil kreasinya. Sebuah usaha yang lahir dari hasil inovasinya dalam memanfaatkan beras Garut. Bagi Andris, beras sudah bukan barang aneh lagi dalam kehidupan sehari-harinya, karena sang ayah merupakan seorang pengusaha beras kenamaan di kota dodol tersebut. Andris Wijaya, Contoh Sukses Inovasi Dalam Wirausaha.
Ditahun 1996, sang ayah yang merupakan seorang pengusaha beras Garut yang cukup sukses meninggal dunia. Hal ini membuat bisnis keluarga semakin menurun dan terancam berhenti beroperasi. Ditahun 2003, Bersama dengan kakaknya, Andris yang saat itu telah bekerja di Jakarta pun pulang kampung untuk mencoba menghidupkan kembali usaha peninggalan sang ayah. Pria yang bergelar D3 fakultas teknik energi dari Politeknik ITB (sekarang Politeknik Bandung) langsung merasakan kerasnya perjalanan menjadi pengusaha, apalagi tanpa bekal pengalaman sebelumnya. Ia dan sang kakak yang tidak begitu memahami tentang seluk beluk bisnis beras mengalami jatuh bangun hingga terlilit utang sebesar 200 juta rupiah. Utang dengan angka sebesar itu berimbas pada penjualan perusahaan penggilingan beras yang mana menjadi salah satu harta keluarga yang paling berharga. Ditengah keterpurukan, Andris mencoba bangkit. Pria yang kini berusia 34 tahun itu mencoba membuat mesin penggilingan beras sendiri yang secara perlahan mampu menstabilkan kondisi keuangan keluarganya. Setelah bisnis keluarganya pulih kembali, Andris tak lantas berpuas diri namun ia kemudian mencoba berinovasi, yaitu membuat nasi liwet dari beras Garut dengan nama “seribusatu”. Proses pembuatan dan penelitian dilakukan selama 6 bulan sebelum dipasarkan secara luas ke masyarakat luas. Market utama dari nasi liwet instan seribusatu ini sendiri adalah para wisatawan yang mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Bisnis yang didirikan ditahun 2011 itu cepat berkembang. Dari awalnya ia dan 3 orang pegawainya hanya mampu memproduksi 50 pak nasi liwet per hari, kini bisa memproduksi lebih dari 2.000 pak yang dibantu oleh 60 orang karyawan. Rasanya pun beragam, ada rasa original, pete, jengkol, cumi, teri dan jambal yang mana tersedia dalam 2 ukuran, yakni 250 serta 500 gram.
Pemasaran nasi liwet pun kini tidak hanya di Garut saja, melainkan sudah menyentuh sebagian besar kota di Indonesia bahkan hingga ke Amerika Serikat. Maklum saja, nasi liwet tersebut sangat praktis dan proses pembuatannya jauh lebih cepat dari nasi liwet yang aslinya. Berkat prestasinya ini Andris mendapat penghargaan sebagai pemenang kategori bidang pangan dalam “Anugerah Inovasi Jawa Barat Award” di tahun 2012.

























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
     Kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang Bidan sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek  profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin) dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan atau keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
B.     Saran
     Diharapkan dengan makalah ini memberikan informasi tentang  pengetahuan berwirausaha dan mendorong para bidan yang ingin  berwirausaha agar lebih meningkatkan dan memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip kewirausahaan sehingga usaha yang dijalani dapat  bermanfaat bagi orang banyak pada umumnya.

Selasa, 10 April 2018

Satuan Acara Pembelajaran Episiotomy

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Program Studi             : DIII Kebidanan
Semester                      : III (Tiga)
Mata Kuliah                : Asuhan Kebidanan II Pada Ibu Bersalin
Kode Mata Kuliah      : BD. 302
Pokok Bahasan           : Asuhan Kebidanan Pada Pada Ibu Bersalin Kala II
Sub Pokok Bahasan    : Episiotomi
Hari/Tanggal               : 7 Februari 2018
Waktu                         : 20 Menit
A.    STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kala II persalinan
B.     KOMPETENSI DASAR/INTI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu kala II persalinan
2.      Mendeteksi adanya komplikasi dan penyulit kala II
3.      Melakukan episiotomy
C.     TUJUAN
Pada akhir pembelajaran mahasiswa dapat melakukan :
1.      Melakukan episiotomy
D.    POKOK DAN SUB POKOK MATERI
1.      Pengertian episiotomy
2.      Jenis –jenis episiotomy
3.      Indikasi dilakukan episiotomy
4.      Manfaat tindakan episiotomy
5.      Sikap dan perilaku pada tindakan episiotomy
6.      Prosedur tindakan episiotomy
7.      Teknik pada tindakan episiotomy
E.     MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.      Media/Alat : LCD, Laptop, Power Point tentang tindakan episiotomy dan phantom
2.      Sumber Belajar :
Rukiyah,dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. CV. Trans Info Media. Jakarta
IBI. 2016. Pelatihan Klinik Midwifery Update.
F.      METODE PERKULIAHAN
Metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi, pada pembelajaran ini calon dosen mendemostrasikan, kemudian apabila ada mahasiswa yang belum mengerti dipersilakan bertanya.
G.    KEGIATAN PERKULIAHAN
TAHAP/WAKTU
KEGIATAN CALON DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
METODE
Pendahuluan ± 3 menit
1.      Memberikan salam
2.      Menginformasikan pokok bahasan yang akan disampaikan yaitu episiotomy
3.      Menyampaikan tujuan pembelajran
4.      Menyampaikan relevansi antara tindakan episiotomy dengan profesi kebidanan
5.      Melakukan apersepsi berkaitan dengan episiotomi
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
Tanya jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Penyajian ± 15 menit
1.      Menjelaskan pengertian tindakan episiotomy
2.      Menjelaskan jenis tindakan episiotomy
3.      Menjelaskan indikasi tindakan episiotomy
4.      Menjelaskan manfaat tindakan episiotomy
5.      Mendemonstrasikan alat –alat yang akan digunakan
6.      Mendemonstrasikan tidakan episiotomy
7.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya
8.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain untuk menjawab pertanyaan temannya
9.      Memberikan penguatan
10.  Memberikan jawaban sesuai dengan teori
11.  Meminta salah satu mahasiswa untuk mendemonstrasikan tindakan episiotomy
12.  Meminta mahasiswa lain untuk mengevaluasi
13.  Memberikan penguatan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya
Menjawab
Memperhatikan
Memperhatikan dan mencatat
Mendemonstrasikan
Mengevaluasi
Memperhatikan
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah Demonstrasi 
Demonstrasi
Tanya
Jawab
Sumbang
Saran
Ceramah
Ceramah
Demonstrasi
Sumbang
Saran
Ceramah

Penutup ± 2 menit
1.      Bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang disampaikan
2.      Memberikan salam penutup
Menjawab
Menjawab salam
Tanya jawab
Tanya jawab

H.    PENILAIAN PERKULIAHAN
1.      Teknik Penilaian         : Praktik
2.      Alat Penilaian             : Cheklist episiotomy
3.      Prosedur test              : Posttest
4.      Bentuk test                 : Objektif
I.       LAMPIRAN
1.      Lampiran 1                 : Bahan Materi
2.      Lampiran 2                 : Evaluasi
3.      Lampiran 3                 : Lembar cheklist tindakan episiotomy



























Lampiran 1
EPISIOTOMI

A.      Pengertian Episiotomi
Episiotomy adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina pada proses persalinan (Rohani, 2010).
B.       Jenis Episiotomi
Jenis episiotomi yang dilakukan berdasarkan letak dan arah insisi
1.      Episiotomy mediolateralis
Episiotomy mediolateralis merupakan insisi pada perineum kearah bawah, tetapi menjauhi rectum, selain itu, juga dapat kearah kanan atau kiri tergantung tangan dominan yang digunakan oleh penolong
2.      Episiotomy median
Episiotomy median merupakan insisi pada garis tengah perineum kea rah rectum, yaitu kearah titik tendensius, memisahkan dua sisi otot perineum bulbokavernosus (Rohani,2010).
C.      Indikasi Dilakukan Episiotomi
Episiotomi hanya dilakukan pada kondisi tertentu, seperti berikut :
1.      Gawat janin
2.      Persalinan pervaginam dengan penyulit (sungsang, distosia bahu, ekstraksi forsep, ekstraksi vacum, bayi besar, presentasi muka, dan lain-lain)
3.      Jaringan parut pada perineum atau vagina yang menghalangi kemajuan persalinan (Rohani, 2010).
D.      Manfaat Episiotomi
Manfaat tindakan episiotomi adalah sebagai berikut :
1.      Mencegah robekan perineum derajat tiga, terutama sekali dimana sebelumnya ada laserasi yang luas didasar panggul. Insisi yang bersih dan dilakukan pada posisi yang benar akan lebih cepat sembuh daripada robekan yang tidak teratur
2.      Menjaga uretra dan klitoris dari trauma yang luas, kemungkinan mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rectum yang terlalu kuat dan berkepanjangan, yang dikemudian hari menyebabkan inkontenensia urin dan prolaps vagina
3.      Mengurangi lama kala II yang mungkin penting terhadap kondisi ibu atau keadaan janin (fetal distress)
4.      Memperbesar vagina jika diperlukan manipulasi untuk melahirkan bayi, contohnya pada presentasi bokong atau pada persalinan dengan forsep
5.      Mengurangi resiko luka intracranial pada bayi premature (Rohani, 2010).
E.       Alat
Alat yang digunakan dalam tindakan episiotomi antara lain :
1.      APD (celemek, topi, kacamata, masker & alas kaki tertutup)
2.      Handscoon steril
3.      Gunting episiotomy
4.      Kapas DTT
5.      Kassa steril
6.      Spuit
7.      Lidocain 1%
8.      Alas bokong
9.      Waskom larutan klorin
10.  Bengkok
11.  Safety box (checklist skill ujian osca, IBI).
F.       Sikap
Sikap dalam tindakan episiotomi antara lain :
1.      Menyapa klien dengan ramah dan sopan
2.      Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3.      Merespon terhadap reaksi pasien
4.      Percaya diri
5.      Menjaga privacy klien (checklist skill ujian osca, IBI).  
G.      Content
Content atau isi dalam tindakan episiotomi antara lain :
1.      Memakai APD dan mencuci tangan serta memakai sarung tangan steril
2.      Membersihkan vulva
3.      Memberitahu pasien akan disuntik
4.      Menyuntikkan anestesi local
5.      Memastikan anestasi sudah bekerja
6.      Melindungi daerah dalam perineum dengan jari telunjuk dan tengah tangan kiri dengan agak diregangkan
7.      Memberikan sedikit tekanan lembut kearah luar pada perineum
8.      Melakukan episotomi dengan gunting episiotomy
9.      Episiotomy dilakukan satu kali guntingan
10.  Menekan daerah luka episiotomy dengan kassa
11.  Membereskan alat dan merendam ke larutan klorin 0,5% dan melepas sarung tangan dengan kondisi terbalik kemudian mencuci tangan dibawah airt mengalir dan melepas celemek (checklist skill ujian osca, IBI).
H.      Teknik
Teknik dalam tindakan episiotomy antara lain :
1.    Melakukan prosedur secara sistematis
2.    Menerapkan teknik pencegahan infeksi
3.    Melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan
4.    Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik (checklist skill ujian osca, IBI).



Lampiran 2
EVALUASI
A.      Tugas
1.      Meminta mahasiswa untuk mempraktikan tindakan episiotomi dengan benar!
B.       Jawaban
1.      Sesuai Checklist



Lampiran 3
CHEKLIST EPISIOTOMI

Nama Mahasiswa        :
NIM                            :
Hari, Tanggal              :
NO
BUTIR YANG DINILAI
A
SIKAP
1
Menyambut klien dengan ramah dan sopan

0.      Tidak dikerjakan

1.      Memberikan salam saja tanpa mempersilahkan duduk

2.      Memberikan salam dan mempersilahkan duduk
2
Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

0.      Tidak dilakukan

1.      Menjelaskan tujuan dan prosedur kurang lengkap

2.      Menjelaskan tujuan dan prosedur secara lengkap
3
Merespon terhadap reaksi klien

0.      Tidak merespon

1.      Merespon reaksi klien tapi tidak tepat

2.      Merespon reaksi klien dengan tepat
4
Percaya diri

0.      Teruji gugup

1.      Terlihat tergesa-gesa dan ragu-ragu

2.      Tenang dan melakukan dengan percaya diri
5
Menjaga privasi klien

0.      Tidak dilakukan

1.      Menjaga privasi dengan ucapan atau hanya memperagakan menutup sampiran

2.      Menjaga privasi dengan ucapan dengan meragakan dengan menutup sampiran
Total score sikap (maksimal 10)
B
CONTENT
6
Persiapan APD (celemek, topi, kacamata, masker & alas kaki tertutup) telah digunakan
Catatan : cuci tangan telah dilakukan dan sarung tangan DTT telah terpasang

0.      Tidak dikerjakan

1.      Dilakukan dengan kurang tepat

2.      Dilakukan dengan tepat
7
Membersihkan vulva

0.      Tidak dilakukan

1.      Tanpa membuka vulva, tidak satu kali usap buang, arah tidak dari depan ke belakang

2.      Dengan membuka vulva mengusap labia satu kali usap buang dengan kapas DTT, dari arah depan ke belakang pada vulva kanan kiri
8
Memberitahu pasien akan disuntik
Memberitahu dan menjelaskan pasien akan disuntik di daerah perineum

0.      Tidak dilakukan

1.      Hanya mengucapkan “Bu ini mau disuntik ya?”

2.      Menyampaikan ke pasien “bu ini disuntik agar saat dilakukan tindakan tidak terasa sakit ya bu”
9
Menyuntikkan anestesi lokal

0.      Tidak dilakukan

1.      Menyuntikkan lidocain 1% pada perineum tanpa melakukan aspirasi

2.      Menyuntikkan lidocain 1% dibawah kulit perineum, terus ke jaringan dibawahnya dengan melakukan aspirasi, dan suntikan arahkan sepanjang yang akan diepisotomi
10
Memastikan bahwa anestesi sudah bekerja

0.      Tidak dilakukan

1.      Melakukan cubitan tanpa menanyakan kepasien masih sakit atau tidak

2.      Melakukan cubitan lembut pada daerah yang teranestesi dengan pinset sambil menanyakan ke pasien “masih tersa sakit bu?”
11
Melindungi daerah dalam perineum dengan jari telunjuk dan tengah tangan kiri dengan agak diregangkan

0.      Tidak dilakukan

1.      Dilakukan dengan tidak benar

2.      Dilakukan dengan benar
12
Memberikan sedikit tekanan kearah luar pada perineum

0.      Tidak dilakukan

1.      Dilakukan dengan tidak benar

2.      Dilakukan dengan benar
13
Melakukan episiotomi dengan gunting episiotomi yang tajam pada komisura posterior 45 derajat ke arah mediolateral sepanjnag sekitar 3-4 cm

0.      Tidak dilakukan

1.      Dilakukan salah

2.      Dilakukan dengan benar
14
Episiotomi dilakukan dengan satu kali guntingan

0.      Tidak dilakukan

1.      Melakukan dengan tidak tepat

2.      Melakukan palpasi leopold 2 dengan benar
15
Menekan daerah luka episiotomi dengan kasa

0.      Tidak dilakukan

1.      Menekan tanpa menggunakan kasa atau menggunakan kasa tanpa menekan

2.      Menekan dengan menggunakan kasa
16
Membereskan alat dan merendam ke larutan klorin 0,5% dan melepas sarung tangan dengan kondisi terbalik kemudian mencuci tangan dibawah air mengalir dan melepas celemek

0.      Tidak dilakukan

1.      Tidak merendam semua alat, tidak cuci tangan dan langsung melepas APD saja

2.      Membereskan dan merendam semua alat ke dalam larutan klorin 0,5 %, mencuci tangan dan melepas APD
Total score conten (maksimal 24)
C
TEKNIK
17
Teruji melakukan secara sistematis

0.      Tidak dilakukan

1.      Melakukan sebagian tindakan atau tidak secara berurutan

2.      Melakukan tindakan secara berurutan
18
Teruji menerapkan teknik pencegahan infeksi

0.      Tidak dilakukan

1.      Menerapkan teknik pencegahan infeksi kurang tepat

2.      Menerapkan teknik pencegahan infeksi dengan tepat
19
Teruji melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan

0.      Tidak dilakukan

1.      Melaksanakan komunikasi tetapinmenggunakan bahasa yang tidak mudah dimengerti oleh pasien

2.      Melaksankan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
20
Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik

0.      Tidak dilakukan

1.      Mendokumentasikan hasil tindakan tetapi tidak lengkap

2.      Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan dengan tanggal, jam, nama dan tanda tangan pelaksana

Total score teknik (maksimal 10)

Total score seluruhnya (maksimal 40)

Nama penguji




MAKALAH TOKOH BIDAN WIRAUSAHAWAN

                                                                              BAB I                                                    ...